DUA SAHABAT
Di sebuah sekolah terdapat banyak
siswa yang sedang belajar. Tidak terkecuali Kevin, dia merupakan seorang anak
yang bersekolah di sekolah tersebut. O iya, dia itu kelas 3 SMA dan sedang
fokus menghadapi ujian nasional.
Kevin merupakan anak yang pintar dan
mampu menyelesaikan masalah dengan cepat. Tidak heran dia selalu mendapat
ranking 1 di kelas. Dia juga mempunyai teman sebangku yang sangat baik namanya
Udin. Udin memang tidak sepintar Kevin tetapi dia merupakan anak yang sangat
bertanggung jawab dan juga merupakan anak yang paling berisik di kelas.
Tiba-tiba bel pun berbunyi itu
berarti menandakan siswa-siswi di sekolah untuk pulang ke rumahnya
masing-masing (bukan pulang ke kandangnya masing-masing, hehe).
Kevin dan Udin selalu pulang ke rumah bersama-sama karena rumah mereka berdekatan. Sewaktu berjalan untuk pulang, tiba-tiba saja mereka dicegat oleh seorang preman yang lumayan besar badannya. Preman itu lalu meminta uang kepada Kevin dan Udin yang sedang asyik ngobrol tentang ujian nasional. Preman itu lalu berkata “Woi mana duit lu atau gua bunuh lu (sambil menunjukkan pisau yang baru ia keluarkan)”.
“Emang siapa lu seenaknya minta duit ke kita, kalo berani jangan pake pisau, dasar banci” ujar Udin.
“Mending kita kabur daripada kita cari masalah sama orang ini” bisik Kevin kepada Udin.
Preman itu lalu memasukkan pisaunya kembali ke dalam kantong celananya dan berkata “Untuk lawan dua bocah kayak kalian cukup pake satu tangan”.
Udin langsung melempar batu yang ada di dekatnya dan ternyata batu itu tepat mengenai kepala si preman tersebut sehingga kepalanya bocor.
Preman tersebut yang sedang terluka langsung ditonjok oleh Udin sehingga preman itu pun pingsan.
Kevin dan Udin selalu pulang ke rumah bersama-sama karena rumah mereka berdekatan. Sewaktu berjalan untuk pulang, tiba-tiba saja mereka dicegat oleh seorang preman yang lumayan besar badannya. Preman itu lalu meminta uang kepada Kevin dan Udin yang sedang asyik ngobrol tentang ujian nasional. Preman itu lalu berkata “Woi mana duit lu atau gua bunuh lu (sambil menunjukkan pisau yang baru ia keluarkan)”.
“Emang siapa lu seenaknya minta duit ke kita, kalo berani jangan pake pisau, dasar banci” ujar Udin.
“Mending kita kabur daripada kita cari masalah sama orang ini” bisik Kevin kepada Udin.
Preman itu lalu memasukkan pisaunya kembali ke dalam kantong celananya dan berkata “Untuk lawan dua bocah kayak kalian cukup pake satu tangan”.
Udin langsung melempar batu yang ada di dekatnya dan ternyata batu itu tepat mengenai kepala si preman tersebut sehingga kepalanya bocor.
Preman tersebut yang sedang terluka langsung ditonjok oleh Udin sehingga preman itu pun pingsan.
“Hebat kamu din, belajar darimana
cara nonjok kayak gitu”. “Nanti gua ajarin vin soalnya gua biasa latihan karate
setiap minggu jadi bisa kayak gitu”.
Mereka pun pulang sambil bercerita
satu sama lain. Sementara itu preman yang tadi pingsan dilihat oleh temannya.
Preman itu pun mengatakan kepada temannya bahwa dia diserang oleh dua anak SMA.
Lalu teman si preman itu langsung memanggil anak buahnya dan langsung menyuruh
anak buahnya supaya besok untuk menangkap dua anak SMA yang telah menyerang
temannya.
Keesokan harinya seperti biasa Kevin
dan Udin pergi ke sekolah untuk belajar intensif menghadapi ujian nasional.
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, jam pelajaran pun telah selesai. Kevin
dan Udin lalu pulang bersama-sama seperti biasa. “Din kita sebaiknya jangan
pulang melalui jalan yang sama, soalnya nanti preman kemarin datang lagi”.
“Ya elah vin, lu masih aja takut sama preman, kalo ada preman lagi nanti gua yang hajar”.
“Terserah apa kata kamulah din, pokoknya nanti kalo ada preman itu salah kamu”.
“Ya elah vin, lu masih aja takut sama preman, kalo ada preman lagi nanti gua yang hajar”.
“Terserah apa kata kamulah din, pokoknya nanti kalo ada preman itu salah kamu”.
Mereka pun tetap melalui jalan yang
sama untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Tiba-tiba mereka dicegat oleh
sekumpulan preman yang telah menunggu mereka.
Kevin dan Udin pun langsung kabur melarikan diri. Mereka lari sekencang-kencangnya seperti kijang yang dikejar singa.
Kevin dan Udin pun langsung kabur melarikan diri. Mereka lari sekencang-kencangnya seperti kijang yang dikejar singa.
Mereka lalu mengumpat di sebuah
warung. “Tuh kan bener din kataku pasti mereka ada lagi”.
“Ya deh maaf vin, gua juga gak nyangka mereka ada lagi disitu”.
“Ya deh maaf vin, gua juga gak nyangka mereka ada lagi disitu”.
Mereka lalu menelpon polisi supaya
mereka tidak diganggu lagi oleh preman-preman tersebut. Polisi pun lalu
langsung menangkap preman-preman tersebut sehingga Kevin dan Udin merasa senang.
“Kalo besok-besok ada preman lagi
nanti gua abisin tenang aja vin, soalnya nanti gua kalo udah besar mau jadi
polisi”.
“Baguslah din kalo kamu mau jadi polisi daripada jadi preman, betul kan din?”.
“Betul vin oleh karena itu kita itu harus melindungi orang yang sedang dalam kesusahan, karena tujuan hidup itu adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain”.
“Baguslah din kalo kamu mau jadi polisi daripada jadi preman, betul kan din?”.
“Betul vin oleh karena itu kita itu harus melindungi orang yang sedang dalam kesusahan, karena tujuan hidup itu adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain”.
Cerpen Karangan: Yeti
Penulis
Penulis
Posting Komentar