Siang ini diatas alun-alun kota port
numbay, kala terik mentari tengah menebar pancaran kehidupan
Dan ku lihat di timur, awan hitam
pelan-pelan menutup cerah.
Tampak keping-keping hati para tawanan
remuk berserakan diatas wajah pucat pasih kota kenagan ini.
Linangan air mata bisu menyesahkan dada, ketika ceritamu mulai luntur ditelan masa.Jiwa-jiwa mati berserahkan. Raga-raga didera dalam penjara ketakberdayaan
Linangan air mata bisu menyesahkan dada, ketika ceritamu mulai luntur ditelan masa.Jiwa-jiwa mati berserahkan. Raga-raga didera dalam penjara ketakberdayaan
Kami sakit tapi pura-pura tidak sakit.
Kami menangis namun terbungkus rapat dalam senyuman palsu
Kami lapar namun perut kami kenyang dengan rentetan mata rantai derita terpendam.
Kami ingin berontak namun daya itu milik mereka yang kuat.
Kami menangis namun terbungkus rapat dalam senyuman palsu
Kami lapar namun perut kami kenyang dengan rentetan mata rantai derita terpendam.
Kami ingin berontak namun daya itu milik mereka yang kuat.
Kami putra-putri pribumi kini yang asing
diatas ibu partiwi.
Kami putra-putri pribumi kian terhapus dari kitab peradaban milik pusaka.
Kami putra-putri pribumi kian terhapus dari kitab peradaban milik pusaka.
Lihat wajah kota ini, ia tak alami lagi
seperti wajah kami, seperti kulit hitam kami, seperti rambut keriting kami. Ia
kini persis para pendatang itu.
Lihatlah wajah pribumi, kami tersingkir,
tanpa tanah, tanpa harta, bahkan alam kami yang dulu ramah kini menutup mata.
Lalu ku jejakkan kaki-kaki rapuh diatas
puing-puing berserahkan. Ditengah wajah-wajah asing mereka menatapku penuh
curiga. Biji mata yang tajam menusuk sanubariku kala melihat aku yang sekarat,
kotor dan picik.
Dengan separuh jiwa, kuelakkan semua itu.
Ku tutup mata, telinga, dan hati rapat-rapat akan semua itu.
Aku pergi dan berlalu bersama sang bayu
mencari cinta yang terpendam dalam jantung kota ini.
Disini 3 bulan lalu ada cinta untuk ku.
Dia bilang, akulah pemilik tunggal cintanya.
Disini kala air mata tak terbendung lagi, dia gadis hitam manis, berambut keriting datang dengan segengam cinta murni. Dia bilang, inilah nafas ilahi hiruplah dan hiduplah 1000 tahun lagi diatas tanah pusaka titipan leluhur.
Disini kala air mata tak terbendung lagi, dia gadis hitam manis, berambut keriting datang dengan segengam cinta murni. Dia bilang, inilah nafas ilahi hiruplah dan hiduplah 1000 tahun lagi diatas tanah pusaka titipan leluhur.
Disini diatas duka nestapa dan
puing-puing berserahkan, akankah cinta ini bersemi ?
Bila cintamu adalah bahasa kebenaran, biarlah ia bergulung-gulung diatas samudra pasifik hingga kita dimerdekakan oleh cinta.
Bila cintamu adalah bahasa kebenaran, biarlah ia bergulung-gulung diatas samudra pasifik hingga kita dimerdekakan oleh cinta.
Posting Komentar