JOJOK ORANG PEGUNUNGAN PAPUA YANG SEBENARNYA
Tradisi
hidup orang Pegunungan Papua adalah bertaqwa kepada
Allah,beternak,bercocok tanam, dan hidup mendasari 10 perintah Allah
sejak zaman dahulu. Namun berdasarkan realita sekarang,tradisi
tersebut mulai pudar entah ke mana arahnya.
Sosok orang
Pegunungan Papua yang sebenarnya adalah sebagaimana anak-anak kecil yang tampak
pada gambar di atas. Nampak, anak-anak kecil tersebut sedang
membantu meringankan pekerjaan orang tua mereka seusai pulang dari sekolah, yakni
membantu membuat bedeng dan menggemburkan tanah pada bedeng dengan gembira,
saksama, dan dengan hati yang tulus. Anak-anak kecil tersebut
menyadari akan bagian dari tanggung jawab mereka juga.
Mereka benar-benar menyadari dan menunjukan akan jati diri mereka sebagai
sosok anak Pegunungan Papua yang sebenarnya.
Di
era modernisasi ini, dengan seiring berjalannya waktu menuju
senja hari, jati diri kita sebagai anak Pegunungan Papua yang sebenarnya
semakin pudar juga jati diri kita yang sebenarnya sebagai sosok anak Papua pada
umumnya. Kawan, ingat! Kita sebagai generasi penurus “Tanah
Besar” (Papua).
Realitanya
sekarang, kita telah jatuh bahkan terpuruk ke dalam perangkat
api yang bernyala-nyala dengan sangat agresif yang dapat menghapus jati diri
kita yang sebenarnya. Akhirnya wibawa kita pun hancur, maka kita takkan
bias atau susah untuk mengenali jati diri kita yang sebenarnya kembali.
Kawan, ada satu harapan, yakni masa depan kita masih
suci. Jadi, mulailah benahi diri dengan menyadari benar-benar dengan
hati dan pikiran yang tulus bahwa saya ini anak Pegunungan Papua,
generasi penerus Papua. Saya ini punya jati diri sendiri, saya punya
wibawa, saya sekarang mau keluar dari perangkat nyala api yang sangat agresif
karena masa depan saya masih suci.
Kawan,
jangan memikirkan hal-hal yang besar. Pikirkan dan mulailah sesuatu
yang sederhana saja. Gunakan momen masa depan yang suci dengan
melandasi rasa saling melengkapi kekurangan, saling pengertian,
saling menghargai, kesetiaan, saling mencintai dengan segenap hati, dan
pikiran yang tulus di antara kita secara seksama. Di situlah akan tercipta
kehidupan yang harmonis, sehingga persatuan dan kesatuan kita pun akan
kokoh. Dari situ pula, kita bereaksi dan akan nampak suatu perubahan baru
yang positif di tanah Papua ini.Semoga ?!
Penulis
Posting Komentar