BERITA    MAJALAH    PUISI    EMAIYEIDA    PAPUA    ADIKKU    IMPIAKU    MINUMAN KERAS    GEREJA ABAIMAIDA   
Home » » JOJOK TINGGAL DI PEGUNUNGAN WUPUT

JOJOK TINGGAL DI PEGUNUNGAN WUPUT

Posted by . on Sabtu, 20 September 2014

JOJOK  ORANG PEGUNUNGAN PAPUA YANG SEBENARNYA

 Tradisi hidup orang Pegunungan Papua adalah bertaqwa kepada Allah,beternak,bercocok tanam, dan hidup mendasari 10 perintah Allah sejak zaman dahulu. Namun berdasarkan realita sekarang,tradisi tersebut mulai pudar entah ke mana arahnya.

Sosok orang Pegunungan Papua yang sebenarnya adalah sebagaimana anak-anak kecil yang tampak pada gambar  di atas. Nampak, anak-anak kecil tersebut sedang membantu meringankan pekerjaan orang tua mereka seusai pulang dari sekolah, yakni membantu membuat bedeng dan menggemburkan tanah pada bedeng dengan gembira, saksama, dan dengan hati yang tulus. Anak-anak kecil tersebut menyadari akan bagian dari tanggung jawab mereka juga. Mereka benar-benar menyadari dan menunjukan akan jati diri mereka sebagai sosok anak Pegunungan Papua yang sebenarnya.
Di era modernisasi ini, dengan seiring berjalannya waktu menuju senja hari, jati diri kita sebagai anak Pegunungan Papua yang sebenarnya semakin pudar juga jati diri kita yang sebenarnya sebagai sosok anak Papua pada umumnya. Kawan, ingat! Kita sebagai generasi penurus “Tanah Besar” (Papua). 

Realitanya sekarang, kita telah jatuh bahkan terpuruk ke dalam perangkat api yang bernyala-nyala dengan sangat agresif yang dapat menghapus jati diri kita yang sebenarnya. Akhirnya wibawa kita pun hancur, maka kita takkan bias atau susah untuk mengenali jati diri kita yang sebenarnya kembali. Kawan, ada satu harapan, yakni masa depan kita masih suci. Jadi, mulailah benahi diri dengan menyadari benar-benar dengan hati dan pikiran yang tulus bahwa saya ini anak Pegunungan Papua, generasi penerus Papua. Saya ini punya jati diri sendiri, saya punya wibawa, saya sekarang mau keluar dari perangkat nyala api yang sangat agresif karena masa depan saya masih suci.

Kawan, jangan memikirkan hal-hal yang besar. Pikirkan dan mulailah sesuatu yang sederhana saja. Gunakan momen masa depan yang suci dengan melandasi rasa saling melengkapi kekurangan, saling pengertian, saling menghargai, kesetiaan, saling mencintai dengan segenap hati, dan pikiran yang tulus di antara kita secara seksama. Di situlah akan tercipta kehidupan yang harmonis, sehingga persatuan dan kesatuan kita pun akan kokoh. Dari situ pula, kita bereaksi dan akan nampak suatu perubahan baru yang positif di tanah Papua ini.Semoga ?!
Penulis




SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 .. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger